Menjelang tutup tahun 2021, Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) PP Muhammadiyah menggelar Refleksi Akhir Tahun bertajuk “Close Loop Economy Muhammadiyah: Mebangun Ekosistem Ekonomi Jama’ah”, Jumat (24/12).
Membuka acara, Ketua MEK PP Muhammadiyah, Herry Zudianto mengungkapkan bahwa membangun ekosistem ekonomi jamaah bukan perkara mudah kendati Muhammadiyah telah menetapkan aspek ekonomi sebagai pilar ketiga Muhammadiyah di abad kedua.
“Bola salju closed-loop ekonomi sudah menggelinding, tapi harus kita akui bahwa bola salju gerakan ekonomi berjamaah di Muhammadiyah masih bersifat parsial, belum terbangun roadmap dan arsitektur dari kegiatan ekonomi berjamaah,” ungkapnya.
Lewat diadakannya forum ini, Herry berharap ditemukannya berbagai formulasi untuk melakukan akselerasi percepatan ekonomi jamaah. Closed-loop sendiri adalah sistem ekonomi yang memastikan penguasaan rantai pasok hingga distribusi secara terintegrasi dari hulu hingga hilir.
Menyambung Herry, Ketua Dewan Penasehat MEK PP Muhammadiyah yang juga pebisnis sukses, Soetrisno Bachir menilai Muhammadiyah sejatinya telah memiliki banyak kader yang sukses menekuni bidang ekonomi. Tetapi, kesuksesan itu ada di tingkat personal dan tidak terkait dengan organisasi. Untuk menggarap konsep closed-loop, Soetrisno menyarankan agar MEK menggandeng para pebisnis sukses asal Muhammadiyah itu guna membangun penguatan jaringan ekonomi Muhammadiyah.
Selain itu, Soetrisno menyarankan agar Muhammadiyah tidak memakai sistem closed-loop secara total kendati berbagai Amal Usaha Muhammadiyah di berbagai bidang belum menggarapnya. Soetrisno beranggapan bahwa sistem itu terlampau ekslusif dan tidak tepat dengan masa kini.
“Sebetulnya di era baru digital, closed-loop ini sudah ketinggalan. Artinya kita akan membatasi atau menyandera diri kita sendiri untuk bisa maju lebih cepat,” tuturnya.
Soetrisno berharap Muhammadiyah tetap menggarap rantai pasok dan closed-loop yang belum tergarap di berbagai AUM dan bisnis lainnya namun dengan cara yang jauh lebih terbuka untuk berjaringan dengan pihak manapun.
“Di era baru ini closed-loop ini jangan diartikan kita hanya berbisnis sendiri di lingkungan Muhammadiyah, tapi jaringan yang begitu besar kita bisa tingkatkan valuenya menjadi suatu value yang lebih besar,” kata Soetrisno.
“Jadi Muhammadiyah supaya tidak menyandera diri sendiri, yang dimaksud closed-loop Muhammadiyah ini, jaringan Muhammadiyah bisa kita gunakan untuk meningkatkan kapasitas bisnis kita,” imbuhnya.
Source. http://muhammadiyah.id